Pentingnya Pendidikan Terhadap Anak

Pentingnya Pendidikan Terhadap Anak

2013marathon – Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting bagi kemajuan seorang anak. Anak yang terdidik akan mencerminkan pola pikir dan pola sikap yang terdidik. Sebaliknya, anak yang tidak berpendidikan akan mencerminkan pola pikir dan sikap yang tidak berpendidikan.

Pendidikan yang harus dijalani seorang anak dimulai sejak usia 7 tahun, meliputi sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Faktanya saat ini, seiring dengan kemajuan dunia pendidikan di Indonesia, pendidikan anak juga semakin maju.

Dahulu seorang anak yang duduk di bangku sekolah dasar hanya bisa mengenyam pendidikan TK (TK) terlebih dahulu, tujuannya agar ketika masuk sekolah dasar ia tidak akan kaget dengan pelajaran yang akan disampaikan kepadanya. Namun, saat ini ketika seorang anak memasuki sekolah dasar, ia tidak hanya dapat menerima pendidikan taman kanak-kanak, bahkan pendidikan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) kini menjadi alternatif yang sering digunakan oleh orang tua sebelum menyekolahkan anaknya ke taman kanak-kanak; sehingga ketika seorang anak masuk ke sekolah dasar, ia mahir dan terbiasa dengan pelajaran yang diajarkan. Karena ia telah dididik dan dilatih sejak berusia 4 (empat) tahun ketika berada di jenjang PAUD.

Program pemerintah untuk wajib belajar 12 tahun yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di bawah Program Indonesia Pintar (PIP) saat ini sedang berjalan. Faktanya, banyak orang Indonesia telah mengenyam pendidikan dasar, menengah dan menengah; Bahkan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta (PTN/PTS) telah menjadi pendidikan yang dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Saat ini, pemerintah menawarkan banyak beasiswa untuk anak-anak yang berprestasi dan juga untuk anak-anak yang tidak memiliki cukup dana untuk pendidikan mereka. Sehingga pendidikan dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang.

Tingginya kualitas pendidikan di Indonesia saat ini bukan berarti tidak ada masalah. Ada beberapa jenis masalah yang muncul, antara lain masalah anak yang nilainya tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), anak yang mengalami keterlambatan proses berpikir atau sering disebut dengan lola (beban panjang), anak yang tidak berdisiplin. sesuai dengan tata tertib sekolah di sekolah, anak yang sering tidak dilibatkan dalam proses belajar mengajar (KBM) di kelas, dan kualitas guru yang rendah atau tidak profesional.

Di antara berbagai masalah yang muncul, jika ditelaah, ada beberapa faktor penyebab terjadinya masalah belajar pada anak. Secara umum faktor penyebab terjadinya masalah belajar ada dua macam, di antaranya adalah:

  • Faktor internal, yaitu hal-hal atau keadaan yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri.
  • Faktor eksternal, yaitu hal-hal atau keadaan yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri.

Kedua faktor ini mencakup berbagai keadaan seperti:

1. Faktor internal

Faktor internal meliputi kelainan atau gangguan, serta psikofisik anak, yaitu:

a) Bersifat kognitif (hak cipta), seperti rendahnya kemampuan intelektual atau kecerdasan anak;

b) Afektif (pengendalian indera), seperti ketidakstabilan emosi dan sikap;

c) Psikomotor (ruang lingkup yang disengaja), seperti perubahan indera penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga).

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal meliputi segala kondisi lingkungan yang tidak kondusif bagi kegiatan belajar anak. Faktor lingkungan tersebut antara lain:

a) Lingkungan keluarga, misalnya: kurang harmonisnya hubungan kedua orang tua, dan lemahnya kehidupan ekonomi keluarga;

b) Lingkungan atau masyarakat sekitar, misalnya: lingkungan yang miskin dan kelompok sebaya yang nakal atau memberontak.

c) Lingkungan sekolah, misalnya: kondisi dan letak bangunan sekolah yang kurang baik, seperti kedekatan dengan pasar, kondisi guru dan sarana penunjang sarana pembelajaran yang masih kurang berkualitas.

Sumber:

www.kelaselektronika.com